Irama Jiwa – Sementara dunia tengah terpesona dengan lagu-lagu hit Taylor Swift lainnya seperti All Too Well (10 Minute Version), lagu Forever Winter menyentuh pendengarnya dengan cara yang lebih mendalam. Meskipun memiliki irama yang ceria, Forever Winter menggali perjuangan kesehatan mental dan topik sensitif tentang pikiran bunuh diri—hal-hal yang jarang dibahas secara terbuka dalam pop mainstream.
Bersama Mark Foster dari Foster the People, Swift menciptakan lagu yang berbicara tentang perjuangan melawan penyakit mental yang sering kali tidak terlihat. Profesional kesehatan mental, seperti Dr. Jessi Gold dari Universitas Washington di St. Louis, menunjukkan bahwa lagu ini menggambarkan rollercoaster emosional bagi mereka yang mengalami depresi. Gold menjelaskan bahwa lirik lagu ini menggambarkan seseorang yang berusaha mendukung orang terdekatnya yang tengah berjuang dengan demon internal.
Sebagai contoh, lirik “I’d say I love you even at your darkest and please don’t go” menggambarkan permohonan penuh harapan dari seseorang yang berusaha menjadi cahaya di tengah kegelapan temannya. Pengulangan kata-kata dalam lirik tersebut menunjukkan komitmen narator yang selalu ada, tak peduli seberapa suram situasi yang dihadapi.
Baca Juga : Jenis Meditasi untuk Mengurangi Depresi & Menenangkan Pikiran
Pesan lagu ini sangat jelas: terkadang, cara terbaik untuk mendukung seseorang yang berjuang dengan depresi adalah dengan menjadi hadir. Gold dan para profesional lainnya menekankan bahwa banyak orang yang menderita depresi mengisolasi diri karena takut menjadi beban. Namun, lagu Forever Winter menjadi pengingat bahwa orang yang peduli benar-benar ingin membantu. Serta bahwa kehadiran mereka bisa membuat perbedaan besar.
Dalam bagian chorus, Swift menyanyikan, “All this time I didn’t know / You were breaking down / I’d fall to pieces on the floor / If you weren’t around.” Lirik ini membuka kedalaman menjadi teman atau pasangan bagi seseorang yang sedang berjuang. Ini mengungkapkan kenyataan pahit bahwa meski kita mungkin tidak bisa “memperbaiki” seseorang, menawarkan cinta dan kasih sayang adalah yang terpenting.
Di dunia sekarang ini, di mana setiap gerakan Taylor Swift selalu menjadi sorotan media, pentingnya lagu seperti Forever Winter tidak bisa dianggap remeh. Dengan status barunya sebagai tunangan Travis Kelce, pesan cinta, dukungan, dan pentingnya kehadiran untuk seseorang menjadi lebih relevan dari sebelumnya.
Bagi para profesional kesehatan mental seperti Brit Barkholtz, lagu ini mencerminkan isolasi yang sering dirasakan oleh orang-orang dengan depresi. “Banyak orang mengurung diri di titik terendah mereka, takut menjadi beban,” jelas Barkholtz. “Namun lagu ini mengingatkan kita bahwa orang yang peduli justru ingin hadir dan membantu.” Pesan ini tidak hanya memberikan kenyamanan bagi mereka yang sedang menderita, tetapi juga mendorong orang lain untuk meraih mereka, memecah stigma yang ada mengenai kesehatan mental.
Lagu Swift ini lebih dari sekadar melodi yang enak didengar. Kemampuan musik pop untuk membahas topik berat, khususnya kesehatan mental, patut mendapatkan pengakuan. Forever Winter memberi kesempatan kepada pendengar untuk memulai percakapan. Yang mungkin akan mereka hindari sebelumnya, dengan meng-normalisasi pembicaraan mengenai perjuangan kesehatan mental.
Musik telah lama menjadi alat terapeutik, namun dalam beberapa tahun terakhir, ia juga menjadi medium untuk menyoroti isu-isu sosial. Pilihan Swift untuk mengeksplorasi kesehatan mental dalam sebuah lagu pop membantu memecah tabu dan stigma yang masih ada. Dengan membuka diri mengenai topik pribadi tersebut, Swift juga memberi dorongan kepada orang lain untuk berbagi perjuangan mereka sendiri.
Salah satu aspek yang paling mencolok dari Forever Winter adalah kontras antara irama ceria yang energik dan tema berat yang diangkat. Meskipun membahas depresi dan pikiran bunuh diri, musiknya terdengar riang dengan tempo cepat dan instrumen tiup yang menambah kesan gerakan dan keceriaan.
Bagi Brit Barkholtz, perbedaan ini sengaja dibuat. “Penampilan luar sering kali menipu. Seseorang bisa terlihat bahagia di luar, tetapi di dalam mereka mungkin sedang berjuang dengan rasa sakit yang mendalam,” ujarnya. Kontras ini mempertegas gagasan bahwa perjuangan kesehatan mental sering kali tidak terlihat. Serta mereka yang tampak baik-baik saja bisa jadi membutuhkan bantuan yang paling banyak.
Pada akhirnya, Forever Winter berfungsi sebagai pengingat kuat akan pentingnya cinta, dukungan, dan kehadiran. Meskipun melodi lagu yang ceria tampak bertentangan dengan tema gelapnya, ia menyampaikan pesan vital: tak peduli seberapa gelap musim dingin, cahaya dari seorang teman atau pasangan yang peduli bisa membuat perbedaan besar. Lagu ini mendorong pendengarnya untuk meraih mereka yang ada di sekitar mereka, memberikan kehadiran dan cinta di saat-saat tergelap.
Melalui lagu ini, Taylor Swift tidak hanya membuka percakapan mengenai kesehatan mental tetapi juga mengingatkan kita bahwa kita semua memiliki kekuatan untuk mendukung mereka yang kita cintai, bahkan ketika mereka tampak bisa menghadapinya sendirian.
Simak Juga : Ice Coffee Oat Milk: A Refreshing and Smooth Coffee Delight