Irama Jiwa – Mengkhayal adalah kebiasaan umum yang dilakukan banyak orang, baik ketika sedang sendirian maupun saat berada di tengah aktivitas. Bayangan akan masa depan, impian berlibur ke tempat indah, atau sekadar mengingat kenangan lama sering kali membuat kita larut dalam lamunan. Aktivitas ini pada satu sisi bisa memberi hiburan mental, bahkan menumbuhkan motivasi untuk mengejar mimpi yang sebelumnya terasa jauh dari jangkauan.
Namun, para ilmuwan menekankan bahwa terlalu sering melamun atau mengkhayal tidak selalu membawa dampak positif. Ketika pikiran berkelana terlalu jauh dari kenyataan, otak justru dapat mengalami kesulitan untuk menyimpan atau mengakses kembali informasi yang pernah diterima. Hal ini diungkapkan melalui berbagai penelitian psikologi yang menyoroti hubungan antara lamunan, mengkhayal, dan kemampuan memori manusia.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Psychological Science mengungkapkan bagaimana lamunan memengaruhi kinerja otak, terutama dalam hal daya ingat. Penelitian ini melibatkan sejumlah partisipan yang diminta melihat daftar kata di layar komputer. Setelah itu, mereka diarahkan untuk memikirkan tentang rumah yang baru saja mereka tempati atau rumah orang tua yang sudah lama tidak mereka kunjungi.
Hasil percobaan menunjukkan perbedaan yang cukup jelas. Peserta yang diarahkan untuk mengingat sesuatu yang lebih dekat dengan waktu sekarang, seperti rumah yang mereka tinggali hari itu, mampu mengingat lebih banyak kata dibanding mereka yang mengingat tempat yang sudah lama tidak dikunjungi. Temuan ini menunjukkan bahwa lamunan tentang hal-hal yang jauh dari kenyataan justru dapat mengganggu akses memori.
Baca Juga : Tips Refleksi Diri yang Efektif untuk Pengembangan Pribadi
Tidak hanya itu, penelitian lanjutan juga memperlihatkan hasil serupa. Ketika diminta mengingat liburan dalam negeri yang lebih mungkin dicapai, peserta bisa mengingat lebih banyak informasi. Sebaliknya, ketika mereka diarahkan untuk membayangkan liburan jauh ke luar negeri yang sulit dijangkau, kemampuan mengingat kata-kata menjadi lebih rendah.
Para peneliti psikologi sepakat bahwa melamun dalam kadar wajar bukanlah masalah. Namun, jika dilakukan berlebihan, beberapa dampak negatif dapat muncul, antara lain:
Meski cenderung dipandang negatif, aktivitas mengkhayal juga memiliki sisi positif jika dilakukan dengan tepat. Beberapa manfaat yang bisa diperoleh antara lain:
Meski begitu, manfaat ini hanya bisa dirasakan jika mengkhayal tidak dilakukan berlebihan, melainkan dengan batasan yang sehat.
Agar mengkhayal tidak membawa dampak buruk, penting bagi seseorang untuk mengatur intensitasnya. Beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan antara lain:
Menariknya, penelitian yang dilakukan para psikolog juga menemukan sisi praktis dari kebiasaan melamun. Jika seseorang ingin melupakan hal tertentu, salah satu cara yang bisa dicoba adalah dengan mengarahkan pikiran pada peristiwa yang jauh dari jangkauan. Misalnya, ketika ingin melupakan pengalaman yang kurang menyenangkan, memikirkan kejadian di masa lalu yang sangat berbeda bisa membantu mengusirnya dari pikiran untuk sementara waktu.
Hal ini menunjukkan bahwa meski mengkhayal sering dianggap mengganggu, dalam situasi tertentu ia justru bisa menjadi mekanisme pertahanan mental. Kuncinya adalah bagaimana kita mengelola lamunan agar tidak merugikan fungsi otak maupun kualitas hidup secara keseluruhan.
Simak Juga : Olahraga Renang bagi Kesehatan Fisik dan Mental