
Irama Jiwa – Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 menunjukkan bahwa lebih dari setengah pasangan muda di Jakarta merupakan keluarga dengan kedua orangtua yang bekerja. Kondisi ini menimbulkan kebutuhan akan fasilitas yang dapat mendukung pengasuhan anak ketika orangtua sedang bekerja. Daycare menjadi solusi yang tepat karena tidak hanya menjaga anak tetap aman, tetapi juga memberikan stimulasi yang mendukung pertumbuhan mereka secara menyeluruh.
Orangtua modern kini tidak hanya mengutamakan keamanan anak, tetapi juga mencari tempat penitipan yang memiliki program edukatif. Program ini mencakup berbagai aspek perkembangan, seperti kognitif, motorik, sosial, emosional, dan kreativitas. Dengan stimulasi yang tepat, anak-anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan memiliki rasa ingin tahu tinggi terhadap lingkungan sekitar.
Salah satu pendekatan yang diterapkan oleh daycare adalah membuat kegiatan belajar menjadi seperti bermain. Strategi ini dianggap efektif karena anak-anak cenderung lebih mudah menyerap pengetahuan ketika aktivitas belajar dikemas dengan cara yang menyenangkan. Poppie Ardjani, pendiri daycare Ciao Bambi, menekankan bahwa anak-anak akan lebih tertarik jika proses belajar mengandung unsur bermain.
Melalui kegiatan seperti storytelling, anak-anak tidak hanya belajar mendengar, tetapi juga mengembangkan imajinasi, kemampuan berinteraksi, dan keterampilan lain secara alami. Pendekatan ini memadukan aspek edukatif dan hiburan sehingga pengalaman belajar menjadi lebih menyenangkan dan bermakna.
Baca Juga : Renungan Doa untuk Bekal Spiritual Hadapi Tantangan
Beberapa daycare menerapkan metode pembelajaran yang berasal dari filosofi Reggio Emilia. Pendekatan ini dikembangkan oleh pendidik Italia, Loris Malaguzzi, dan menekankan bahwa setiap anak memiliki potensi yang kuat untuk berkembang. Program pembelajaran ini dirancang untuk menghargai rasa ingin tahu alami anak dan mendorong mereka belajar melalui eksplorasi serta proyek kreatif.
Beberapa prinsip penting dalam pendekatan Reggio Emilia meliputi anak memiliki kendali terhadap arah pembelajaran, belajar melalui pengalaman langsung dengan sentuhan, gerakan, pendengaran, dan pengamatan, serta membangun hubungan sosial dengan teman-teman sebaya. Anak-anak juga diberi kesempatan luas untuk mengekspresikan diri, baik melalui seni, percakapan, maupun aktivitas lainnya.
Pendekatan ini membantu anak-anak menjadi individu yang mandiri, kreatif, dan mampu berinteraksi secara positif dengan lingkungan sosial mereka. Dengan demikian, daycare tidak hanya menjadi tempat penitipan, tetapi juga ruang eksplorasi yang mendukung pertumbuhan holistik.
Selain Reggio Emilia, ada pula pendekatan Early Years Learning Framework (EYLF) dari Australia yang diterapkan di beberapa daycare, seperti Play Sanctuary. EYLF menekankan pentingnya hasil pembelajaran yang menyeluruh, termasuk identitas anak, hubungan sosial, kesejahteraan, kompetensi, dan rasa percaya diri sebagai pelajar.
Dalam praktiknya, EYLF memastikan bahwa semua kegiatan yang dilakukan anak tetap relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Pendekatan ini juga memberi ruang bagi kreativitas dan rasa ingin tahu anak dalam mengeksplorasi berbagai topik. Misalnya, ketika anak belajar tentang perubahan iklim, mereka tidak hanya menerima teori, tetapi juga terlibat dalam kegiatan sensori yang mengajarkan konsep tersebut secara langsung, seperti menyelamatkan mainan hewan dari balok es.
Daycare dengan pendekatan holistik memberi manfaat yang jauh lebih luas daripada sekadar menjaga anak saat orangtua bekerja. Aktivitas yang dirancang dengan metode Reggio Emilia dan EYLF membantu anak mengembangkan berbagai keterampilan, mulai dari kemampuan kognitif hingga kreativitas. Anak-anak belajar mengenal dunia melalui pengalaman langsung, berinteraksi dengan teman sebaya, dan mengekspresikan diri secara bebas.
Dengan program seperti ini, anak-anak tidak hanya tumbuh secara fisik, tetapi juga secara emosional, sosial, dan intelektual. Mereka menjadi individu yang percaya diri, mandiri, dan memiliki rasa ingin tahu tinggi. Pendekatan holistik di daycare juga memudahkan orangtua untuk melihat perkembangan anak secara menyeluruh, sekaligus memberi mereka rasa aman dan nyaman saat meninggalkan anak di tempat penitipan.
Daycare modern biasanya menyusun berbagai aktivitas kreatif yang mendukung perkembangan anak, antara lain belajar melalui seni dan musik, kegiatan motorik halus dan kasar, permainan interaktif, serta proyek eksplorasi berbasis pengalaman. Setiap aktivitas didesain untuk merangsang kemampuan berpikir kritis, imajinasi, dan keterampilan sosial anak.
Selain itu, aktivitas yang dilakukan tidak monoton, melainkan disesuaikan dengan minat dan kebutuhan anak. Hal ini membuat anak merasa termotivasi untuk belajar dan mengeksplorasi lingkungannya secara aktif. Pendekatan ini sekaligus menanamkan rasa percaya diri dan kemampuan problem solving sejak dini.
Meskipun daycare memegang peran besar dalam perkembangan anak, keterlibatan orangtua tetap penting. Orangtua dapat mendukung proses belajar anak dengan memberikan stimulasi tambahan di rumah, berkomunikasi secara aktif, dan mendorong anak untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Dengan sinergi antara orangtua dan daycare, anak-anak mendapatkan pengalaman belajar yang optimal dan berkelanjutan.
Dengan berbagai pendekatan ini, daycare menjadi lebih dari sekadar tempat penitipan. Mereka berfungsi sebagai ruang belajar yang menyenangkan, mendukung perkembangan holistik, dan membentuk anak-anak menjadi individu yang percaya diri, kreatif, dan penuh rasa ingin tahu.
Simak Juga : Pesona Malam Ragunan Zoo, Edukasi dan Hiburan Warga Jakarta