
Irama Jiwa – Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia pasti pernah digoda oleh pikiran negatif atau prasangka buruk yang mengganggu ketenangan hati dan pikiran. Doa menghilangkan pikiran kotor menjadi salah satu cara untuk menjaga kebersihan hati dari bisikan jahat yang dapat merusak ketenangan jiwa. Pikiran kotor tidak hanya mengganggu kedamaian batin, tetapi juga dapat menumbuhkan berbagai penyakit hati seperti iri, sombong, dan keinginan melakukan maksiat. Oleh karena itu, Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa menjaga kebersihan hati dan pikiran dengan berprasangka baik serta memperbanyak amalan, salah satunya melalui pembacaan doa menghilangkan pikiran kotor.
Doa ini menjadi bentuk permohonan kepada Allah SWT agar diberikan perlindungan dari bisikan dan godaan yang dapat menyesatkan. Pikiran kotor dapat menjadi awal dari perbuatan dosa dan akhlak tercela, sehingga doa menjadi benteng spiritual yang menjaga kesucian jiwa. Rasulullah SAW sendiri telah mencontohkan beberapa doa khusus untuk memohon perlindungan dari akhlak dan hawa nafsu yang buruk.
Rasulullah SAW mengajarkan sebuah doa untuk melindungi diri dari segala bentuk perbuatan dan pikiran yang buruk. Doa ini diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan memiliki makna yang dalam, mencakup perlindungan dari akhlak, amal, dan keinginan yang menjerumuskan manusia pada kemungkaran.
Teks Arab:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الأَخْلاَقِ ، وَالأَعْمَالِ ، وَالأَهْوَاءِ
Bacaan Latin:
Allahumma inni a’udzu bika min munkarootil akhlaaqi wal a’maali wal ahwaa
Artinya:
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari akhlak, amal, dan hawa nafsu yang mungkar.” (HR. Tirmidzi)
Selain doa tersebut, terdapat pula doa lain yang juga diajarkan Rasulullah SAW untuk memperoleh ketenangan batin serta perlindungan dari sifat-sifat negatif. Doa ini mengandung permohonan agar dijauhkan dari kelemahan, kemalasan, ketakutan, sifat kikir, hingga siksa kubur.
Teks Arab:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
Bacaan Latin:
Allahumma inni a’udzubika minal ‘ajzi, walkasali, wal jubni, wal haromi, wal bukhl. Wa a’udzubika min ‘adzabil qobri wamin fitnatil mahyaa wal mamaati
Artinya:
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian.”
Baca Juga : Laki-Laki Mudah Lupa Bukan Mitos, Ini Penjelasan Ilmiahnya
Pikiran kotor bisa menjadi pintu masuk berbagai penyakit hati yang membahayakan keimanan. Dari pikiran negatif, seseorang bisa terjerumus ke dalam iri hati, kesombongan, ghibah, dan bahkan perbuatan maksiat. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT telah memperingatkan manusia untuk tidak mengikuti prasangka buruk karena dugaan itu tidak membawa kebenaran, sebagaimana termaktub dalam Surah Yunus ayat 36.
Teks Arab:
وَمَا يَتَّبِعُ اَكْثَرُهُمْ اِلَّا ظَنًّاۗ اِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِيْ مِنَ الْحَقِّ شَيْـًٔاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ ۢ بِمَا يَفْعَلُوْنَ ٣٦
Artinya:
“Kebanyakan mereka hanya mengikuti dugaan. Sesungguhnya dugaan itu tidak sedikit pun berguna menyangkut (perolehan) kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka lakukan.” (Yunus: 36)
Ayat ini menegaskan pentingnya menjaga hati dari prasangka dan pikiran buruk karena hal tersebut dapat menjauhkan manusia dari kebenaran. Pikiran yang bersih akan membantu seseorang untuk hidup lebih damai dan berpikir jernih dalam menghadapi segala persoalan.
Dalam ajaran Islam, sifat husnuzan atau berprasangka baik menjadi salah satu kunci menjaga kebersihan hati. Dengan memiliki pandangan positif terhadap Allah SWT, diri sendiri, dan sesama, seseorang akan lebih mudah merasakan ketenangan serta keikhlasan dalam beramal.
Sifat ini juga memperkuat keyakinan bahwa segala yang terjadi pasti mengandung hikmah dan kebaikan dari Allah SWT. Dalam Surah Al-Hujurat ayat 12, Allah memerintahkan umat beriman untuk menjauhi prasangka buruk karena sebagian prasangka itu adalah dosa.
Teks Arab:
ٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.” (Al-Hujurat: 12)
Membiasakan diri membaca doa menghilangkan pikiran kotor dapat memberikan berbagai manfaat spiritual. Doa ini berfungsi sebagai pengingat dan pelindung dari berbagai hal yang bisa menodai hati dan akhlak seorang muslim. Dengan rutin membacanya, seseorang akan merasakan ketenangan dan kedekatan dengan Allah SWT.
Beberapa manfaat utama dari mengamalkan doa ini antara lain mendapatkan perlindungan dari Allah, menjaga diri dari akhlak buruk, memperoleh ketenangan jiwa, dan termotivasi untuk berbuat baik. Selain itu, untuk menumbuhkan sifat husnuzan dan menjaga pikiran tetap positif, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, seperti membiasakan diri bersyukur, memberi dukungan positif kepada diri sendiri dan orang lain, bersabar dalam menghadapi cobaan, serta senantiasa berprasangka baik terhadap takdir Allah.
Dengan menjaga hati dan pikiran tetap bersih melalui doa dan amalan baik, seorang muslim dapat menjalani hidup dengan damai, jauh dari gangguan pikiran negatif yang menyesatkan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Simak Juga : Jennie Blackpink dan Tren Bahu 90 Derajat yang Jadi Idaman Baru