Irama Jiwa – Setelah sekian lama vakum, Jakarta International Jazz atau yang lebih dikenal dengan JakJazz akhirnya kembali hadir. Festival yang pertama kali digagas maestro jazz Indonesia, almarhum Ireng Maulana pada 1988, kini siap menyapa kembali penikmat musik tanah air. Sejak awal kemunculannya sudah dikenal sebagai festival jazz pertama di Indonesia yang menghadirkan suasana berbeda: hangat, cair, penuh kejutan, serta dekat dengan penonton.
JakJazz tidak hanya sekadar festival musik, tetapi juga telah menjelma sebagai ikon budaya Jakarta. Atmosfernya yang intim dan penuh spontanitas membuat festival ini selalu ditunggu. Para musisi dari berbagai generasi sering kali tampil dalam satu panggung, bahkan tanpa rencana, dan menghadirkan jam session yang begitu akrab. Semangat kebersamaan itulah yang akan kembali dihidupkan melalui gelaran JakJazz 2025.
Kembalinya JakJazz bukan sekadar mengulang kesuksesan masa lalu, tetapi juga menjadi tanda kebangkitan warisan budaya musik di Jakarta. Festival ini dirancang untuk memberi penghormatan pada perjalanan panjang para musisi jazz Indonesia, sekaligus menjaga agar karya mereka tetap hidup dan relevan.
Sari W. Pramono, Chairman JakJazz 2025, menekankan bahwa tema besar yang diusung adalah “Respecting the Legacy, Empowering the Youth.” Artinya, festival ini tidak hanya menjadi ruang nostalgia, melainkan juga wadah regenerasi. Dengan begitu, JakJazz akan tetap menjadi bagian penting dari perkembangan musik tanah air, tanpa kehilangan akar sejarahnya.
Baca Juga : Mimpi Aneh Saat Sakit: Memahami Fenomena Fever Dreams
Agar tetap relevan, JakJazz membuka pintu lebar bagi talenta muda untuk tampil. Festival ini menyadari pentingnya menghadirkan generasi baru agar musik jazz terus mendapat tempat di hati publik.
Beberapa langkah yang dilakukan untuk mendukung keterlibatan anak muda antara lain:
Dengan strategi ini, JakJazz tidak hanya meneguhkan posisinya sebagai festival besar, tetapi juga menjadi jembatan yang menghubungkan musik jazz dengan audiens modern.
Untuk menggarap program musik, posisi Music Director dipercayakan kepada Barry Likumahuwa, musisi jazz muda yang dikenal inovatif. Barry menekankan pentingnya menghadirkan konsep lintas generasi, di mana musisi senior dan talenta baru dapat bertemu dalam satu panggung.
Beberapa konsep yang akan mewarnai JakJazz 2025 meliputi:
Dengan pendekatan ini, festival tidak hanya menjadi ajang pertunjukan, melainkan juga ruang eksplorasi yang mampu menarik minat audiens lintas usia.
Menjelang puncak perhelatan pada 20 Desember 2025 di Sparks, Senayan, Jakarta, JakJazz menyiapkan berbagai rangkaian kegiatan yang memperkaya pengalaman penonton. Program-program ini dirancang untuk menyentuh audiens dari berbagai kalangan.
Beberapa agenda yang akan dihadirkan antara lain:
Seluruh kegiatan ini disiapkan untuk menjaga antusiasme publik menjelang puncak acara, sekaligus memperkenalkan kembali semangat JakJazz kepada generasi baru.
JakJazz 2025 tidak hanya berhenti pada satu perhelatan. Festival ini diproyeksikan sebagai bagian dari peta jalan menuju skala yang lebih besar pada 2026. Dengan setiap program yang digelar, panitia berharap dapat menciptakan pengalaman bertahap yang semakin memperkuat kedekatan antara penonton dan musik jazz.
Setiap langkah yang diambil merupakan milestone penting. Dari program edukasi hingga kolaborasi lintas genre, semuanya diarahkan untuk memastikan bahwa JakJazz tetap hidup, segar, dan relevan. Harapannya, festival ini bukan hanya menjadi ruang nostalgia bagi penikmat lama, tetapi juga gerbang inspiratif bagi generasi muda untuk jatuh cinta pada musik jazz.
Simak Juga : Infinix GT 30 Resmi Rilis, Spesifikasi dan Harga Terungkap