
Irama Jiwa – Berangkat kerja setiap pagi bagi banyak orang bukan hanya rutinitas, melainkan perjuangan yang nyata. Kemacetan panjang, antrean kendaraan umum, atau desakan di transportasi publik seperti KRL sering kali membuat seseorang merasa kelelahan bahkan sebelum hari kerja dimulai. Tekanan ini secara tidak langsung memengaruhi suasana hati dan produktivitas sepanjang hari. Tips tenang untuk menghadapinya adalah dengan menyadari bahwa perjalanan bisa menjadi waktu untuk menenangkan diri sebelum memulai aktivitas kerja yang padat.
Menurut Kristin Anderson, seorang psikoterapis di Madison Square Psychology, New York, rasa berat di pagi hari disebabkan oleh otak yang sudah mulai “bekerja” bahkan sebelum kita tiba di kantor. Fenomena ini dikenal sebagai kognitif antisipatif, yakni kondisi ketika pikiran sudah mempersiapkan diri menghadapi berbagai tugas dan tantangan yang belum dimulai. Tips tenang untuk menghadapi situasi ini adalah dengan memanfaatkan perjalanan sebagai waktu untuk mengurangi stres dan mempersiapkan diri secara mental.
Berikut beberapa cara sederhana yang dapat membantu menurunkan tingkat stres selama perjalanan ke kantor dan menjadikan pagi hari lebih menyenangkan.
Salah satu cara paling efektif untuk menenangkan diri adalah dengan mendengarkan audio yang menyenangkan, baik itu musik, podcast, maupun buku audio. Menurut Erica Schwartzberg, psikoterapis dari Downtown Somatic Therapy di New York. Dengan mendengarkan audio dapat mengaktifkan sistem saraf parasimpatis yang berperan menurunkan stres dan menciptakan rasa tenang.
Schwartzberg menambahkan bahwa mendengarkan audio yang familiar, seperti lagu masa kecil atau cerita favorit, bisa memberi efek relaksasi yang lebih dalam. Hal ini karena otak mengenali pola yang sudah dikenal sehingga menciptakan rasa aman dan nyaman. Bagi yang terbiasa berangkat dengan kendaraan umum, menggunakan waktu tersebut untuk mendengarkan audio positif dapat menjadi bentuk meditasi ringan yang membuat perjalanan terasa lebih ringan dan menyenangkan.
Membangun rutinitas pagi yang menyenangkan dapat memberi sinyal positif bagi otak untuk memulai hari dengan semangat. Anderson menyarankan agar seseorang memiliki ritual sederhana sebelum berangkat, seperti meditasi singkat, mengucapkan afirmasi positif, atau menulis daftar rasa syukur.
Kebiasaan ini dapat menenangkan pikiran dan membantu membangun fokus sebelum menghadapi kesibukan. Rutinitas juga tidak harus kaku, melainkan bisa disesuaikan dengan kebiasaan yang terasa alami. Misalnya, menyiapkan sarapan favorit sambil mendengarkan lagu lembut, atau meluangkan waktu lima menit untuk menarik napas dalam sebelum keluar rumah.
Baca Juga : Blackpink Comeback Besar, Syuting Video Musik Dimulai Pekan Ini
Lingkungan sekitar memiliki peran besar dalam menentukan suasana hati. Schwartzberg menjelaskan bahwa suasana yang nyaman dapat memberikan sinyal pada tubuh untuk mengurangi ketegangan secara otomatis. Hal-hal sederhana seperti mengenakan pakaian yang lembut, membuat kopi hangat, atau menyemprotkan aroma favorit di kendaraan dapat membantu menciptakan ketenangan.
Bagi pekerja yang sering menggunakan transportasi umum, membawa benda kecil seperti buku, air minum, atau camilan sehat juga dapat membantu mengurangi stres. Perjalanan pun menjadi waktu pribadi untuk menikmati hal-hal kecil sebelum hari yang sibuk dimulai.
Meski tampak sederhana, aktivitas fisik ringan di pagi hari dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan konsentrasi. Anderson menyarankan agar seseorang memperpanjang sedikit rute jalan kaki saat menuju kantor, misalnya dengan berjalan kaki beberapa blok lebih jauh sebelum menaiki kendaraan umum.
Gerakan ringan seperti peregangan sebelum dan sesudah naik kendaraan juga dapat melancarkan peredaran darah dan mengurangi rasa pegal akibat duduk terlalu lama. Dengan tubuh yang terasa lebih segar, seseorang cenderung lebih siap menghadapi aktivitas kerja sepanjang hari.
Menulis jurnal mungkin sulit dilakukan bagi mereka yang selalu terburu-buru di pagi hari. Namun, alternatifnya adalah membuat catatan suara reflektif. Schwartzberg menyebutkan bahwa merekam pikiran atau perasaan dalam bentuk audio bisa menjadi sarana pelepasan emosi yang efektif.
Catatan suara ini dapat berfungsi seperti jurnal digital yang membantu seseorang memahami kondisi emosionalnya. Selain itu, mendengarkan kembali rekaman tersebut di lain waktu bisa memberikan perspektif baru terhadap hal-hal yang sedang dihadapi. Dengan begitu, perjalanan ke kantor tidak hanya sekadar rutinitas, tetapi juga waktu refleksi diri yang bermanfaat.
Rasa syukur memiliki kekuatan besar dalam membentuk pola pikir positif. Schwartzberg menjelaskan bahwa ketika seseorang berlatih bersyukur, otak akan mengaktifkan jalur saraf yang berhubungan dengan kebahagiaan dan ketenangan. Visualisasi yang hadir dari rasa syukur membuat seseorang lebih siap secara emosional untuk menghadapi tantangan.
Kebiasaan ini bisa dilakukan dengan menuliskan tiga hal kecil yang disyukuri setiap pagi, seperti cuaca yang cerah, secangkir kopi hangat, atau waktu perjalanan yang lancar. Dengan memusatkan perhatian pada hal-hal baik, suasana hati menjadi lebih stabil dan pikiran lebih optimis.
Selain enam langkah di atas, Anderson menekankan pentingnya satu hal yang sering diabaikan, yaitu membiarkan diri beristirahat dari urusan pekerjaan selama perjalanan. Banyak orang mulai memeriksa email atau memikirkan agenda rapat bahkan sebelum tiba di kantor. Padahal, waktu perjalanan seharusnya digunakan untuk menenangkan diri dan mengisi ulang energi.
Anderson menyarankan agar seseorang berkomitmen untuk benar-benar “hadir” selama di perjalanan. Menikmati suasana sekitar, mendengarkan musik, atau sekadar diam dan mengamati dapat membantu menciptakan keseimbangan antara pikiran dan tubuh. Dengan cara ini, pagi hari tidak lagi terasa melelahkan, melainkan menjadi momen berharga untuk memulai hari dengan tenang dan penuh kesadaran.
Simak Juga : Emma Tiglao Dinobatkan Sebagai Miss Grand International 2025